Perumpamaan Pohon Yang Beracun
Pernahkah anda mendengar atau menyimak tentang kisah inspiratif "Pohon yang beracun" dimana kisah ini sangatlah bijak yang bia di aplikasikan ke kehidupan nyata sehingga menjadi ibroh baik jika diterapkan.
Sungguh menarik jika kita belajar dari pohon sebagai
perumpamaan. Ada pohon yang berbuah sepanjang musim, berbuah musiman, atau tak
berbuah. Selain itu, ada pula pohon beracun.
Saya hendak mengajak orang tua yang tengah mendidik anak
agar belajar dari pohon. Allah SWT berfirman, "Dan perumpamaan kalimat
yang buruk adalah laksana pohon yang buruk, ditumbangkan dari atas bumi, tidak
ada baginya keteguhan." (QS [14]:26).
Prof Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar menjelaskan bahwa
kalimat yang buruk ialah kalimat syirik, sama dengan pohon yang buruk. Entah
pohon jelantang yang gatal, pohon duri yang melampus kaki, atau pohon beracun.
Meskipun pohon itu tumbuh, akan lekas tumbangnya. Sebab, uratnya tidak teguh
terhunjam ke bumi. Kadang-kadang ditebang karena berbahaya, atau tumbang karena
rapuh tempat tumbuhnya, atau terpencil di tempat jauh karena tak ada yang
menggunakan atau tidak menjadi sebutan karena tak berfaedah.
Pohon yang buruk (syajaratun khabitsah) ada empat macam.
Pertama, pohon berakar rapuh. Pohon akan tumbuh besar jika akarnya menghunjam.
Walau badai kencang dan hujan deras, ia tetap kokoh (QS.14:24). Namun, jika
akarnya rapuh dan dangkal, sedikit saja badai menerjang, ia akan miring dan
tumbang. Demikianlah pribadi yang lemah akidahnya, akan mudah tergoda bujuk
rayu duniawi atau putus asa lalu hilang arah. Karenanya, akidah tauhid menjadi
utama dalam pendidikan anak (QS [31]:12, [2]:133).
Kedua, pohon berbatang duri. Waktu saya kecil di kampung,
banyak pohon berduri atau bergetah di sekitar rumah. Orang tua selalu
mengingatkan agar jangan mendekat karena durinya tajam atau getahnya gatal.
Demikianlah, seorang yang menyusahkan hidup orang lain, mereka mengambil yang
bukan haknya, korupsi, merusak hutan dan lingkungan (QS [30]:41). Boleh jadi,
kelak mereka diberi makan dari pohon berduri (QS [88]:6-7).
Ketiga, pohon berbuah busuk. Alangkah indahnya pohon
berbuah, setiap mata tak lepas memandangnya. Namun, bagaimana jika buah itu
ternyata busuk? Tentulah kita akan kecewa karena aromanya bau dan rasanya tak
enak. Demikianlah ucapan atau tindakan seorang yang boleh jadi memesona namun
isinya menipu. Lain di mulut lain di hati. Itulah kemunafikan (QS [2]:204-206,
[63]:4) yang penuh kepalsuan (HR Bukhari).
Keempat, pohon berbuah racun. Inilah jenis pohon yang paling
berbahaya. Tampilannya juga menarik, tetapi isinya berbisa. Jika dimakan,
racunnya menjalar sampai ke jantung dan bisa mematikan. Demikianlah orang yang
sikap, kata, dan lakunya menghinakan (QS [31]:18-19). Itulah keangkuhan, yakni
menolak kebenaran (merasa paling benar) dan merendahkan bahkan menistakan orang
lain (HR Muslim).
Nabi Muhammad SAW berpesan, "Demi Allah dia tidak
beriman, demi Allah dia tidak beriman, demi Allah dia tidak beriman."
Seseorang bertanya, "Siapa dia, ya Rasulullah?" "Orang yang
tetangganya tidak aman dari keburukannya." (HR Bukhari). Allahu a'lam
bish-shawab. -Rep