Cinta Tak Berujung Saad bin Rabi
Pernah anda mendengar dan membaca cerita akan perjuangan seorang sahabat nabi yang bernama Saad bin Rabi, mari silahkan simak cerita berikut ini, Jalinan kasih persaudaraan yang disemai Rasulullah di antara para sahabatnya telah membentuk suatu hubungan antarindividu yang saling menguatkan, menghormati, menyayangi, dan semangat untuk maju bersama-sama.![]() |
Ilustrasi Gambar Saad bin rabbi |
Situasi itulah yang ditunjukkan Sa'ad bin Rabi' tatkala ia
menghadapi masa-masa kritis. Meskipun dalam kondisi kritis, ia tetap
menunjukkan rasa persaudaraan yang tinggi. Sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu
Hisyam bahwa Nabi SAW pernah bertanya kepada para sahabatnya, Siapa di antara
kalian yang bersedia mencari kabar di mana keberadaan Sa'ad bin Rabi' saat ini.
Dia masih hidup atau sudah meninggal.
Salah seorang sahabat dari Anshar me - nya takan
kesediaannya untuk mencari di mana keberadaan Sa'ad bin Rabi'. Setelah dicari
sekian lama, akhirnya Sa'ad ditemukan dalam keadaan terluka parah dan kondisi
kritis. Kemudian sahabat dari Anshar tersebut memberi tahu Sa'ad bin Rabi', Aku
diperintahkan Rasulullah untuk mencari dirimu. Guna memastikan apakah engkau
masih hidup atau sudah meninggal dunia.
Dalam keadaan terluka parah Sa'ad menjawab, Beri tahu
Rasulullah bahwa aku sudah meninggal dan sampaikanlah salamku pada beliau.
Kemudian sampaikan juga pada beliau bahwa Sa'ad bin Rabi' berharap, semoga
Allah SWT selalu melimpahkan kebajikan, kemuliaan, dan kemenangan atas
kepemimpinan Rasulullah SAW.
Kemudian Sa'ad bin Rabi' melanjutkan, Sampaikan juga salamku
pada tentara Islam dan aku berpesan para mereka untuk selalu bersama Rasulullah
dalam kondisi dan situasi apa pun. Selang beberapa waktu kemudian Sa'ad bin
Rabi' mengembuskan napasnya yang terakhir. Sahabat dari Anshar tersebut segera
menghadap Rasulullah SAW dan menyampaikan salam dan pesan Sa'ad bin Rabi'
kepada Rasulullah dan tentara Muslim.
Keimanan dan kecintaan Sa'ad bin Rabi inilah yang diinginkan
Allah SWT, Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upah pun atas seruan cinta-Ku,
kecuali cinta dalam kemesraan (kekeluargaan). Dan siapa yang mengerjakan
kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Mensyukuri (QS asy- Syura [42]: 23).
Baha' al-Din (1776-1803), salah satu Sultan di Kesultanan
Palembang, juga membangun cinta dalam bingkai persaudaraan. Dengan membangun
zawiyah yang berfungsi sebagai penginapan jamaah asal Palembang yang akan pergi
ke atau pulang dari Tanah Suci di Jeddah.
Pembiayaan pembangunan zawiyah tersebut menunjukkan
keterlibatan langsung kesultanan Palembang dalam mengupayakan cinta
persaudaraan.
Nabi Muhammad SAW bersabda, Perumpamaan orang-orang mukmin
dalam hal berkasih sayang dan saling mencintai adalah seperti batang tubuh.
Apabila salah satu anggotanya mengadu kesakitan, maka seluruh anggota tubuh
yang lain turut merasa sakit (HR al-Bukhari).
Dalam hadis yang lain Rasulullah mengingatkan, Tidak beriman
salah seorang kalian sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai
dirinya sendiri (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, dan An-Nasa'i). -rep