Yang Membatalkan Puasa



Di bulan suci ramadhan ini sudah semestinya sebagai kaum muslim yang beriman dan kita sudah balik maka di wajibkan kita berpuasa, sebagaimana orang orang sebelum kita juga puasa lo. :) Pernahkan teman teman tau atau pernah menimak bahwasannya ternyata di dalam menjalankan puasa Ramadhan ada hal hal yang harus kita hindari dan adapula hal yang benar benar harus di tinggalkan karena bisa menjadi penyebab makruh nya puasa kita atau bahkan membatalkan puasa itu sendiri. 



Sebelum kita masuk ke point inti dimana apa saja hal yang membatalkan puasa maka alangkah baiknya kita mengetahui dahulu apa itu puasa Ramadhan 

Pengertian Puasa Ramadhan adalah kegiatan menahan makan dan minum yg dilakukan pada siang hari di Bulan Ramadhan dari waktu Imsak sampai terbenamnya matahari yg dilakukan oleh setiap Muslim di seluruh dunia. Hukum Puasa di Bulan Ramadhan sendiri wajib bagi setiap pemeluk agama islam karena Berpuasa di Bulan Ramadhan merupakan salah satu Rukun Islam yg harus dilakukan oleh setiap insan muslim yg sudah baligh atau cukup umur dan sehat secara jasmani maupun rohani.

Puasa sendiri bisa dilakukan disetiap hari Senin dan Kamis atau di hari – hari tertentu yg boleh untuk melakukan Berpuasa dan paling wajib untuk dilakukan sudah pasti Berpuasa di Bulan Ramadhan karena perintah Alloh Swt sudah sangat jelas di dalam Firman-nya yg berbunyi, ” barang siiapa diiantara kalian hadir di Bulan Ramadhan, maka hendaklah mengerjakaan puasa (QS. Al Baqarah, Ayat : 185)”.

Untuk itu sudah sangat jelas bahwa kita diwajibkan untuk Berpuasa di Bulan Ramadhan sehingga kita harus benar – benar menjalankan dg penuh keikhlasan, semangat dan berhati – hati jangan sampai puasa kita batal atau makruh sehingga tidak mubaziir puasa kitta.

Puasa merupakan rukun islam yang nomer 4, kita sebagai umat muslim tentunya sangatlah wajib untuk menjalankan ibadah puasa. Sebab yang namanya rukun itu wajib dikerjakan dan apabila tidak dikerjakan maka kita akan mendapatkan dosa, puasa yang masuk kepada rukun islam salah satunya adalah puasa ramadhan.

Puasa wajib dan puasa sunah sebetulnya sama saja syarat-syaratnya termasuk hal yang dapat membatalkan puasa tersebut atau mengurangi ganjarannya, namun bedanya kalau puasa sunat itu dikerjakan dapat pahala kalau tidak dikerjakan tidak dapat apa-apa sedangkan puasa wajib dikerjakan dapat pahala tidak dikerjakan akan mendapat dosa.

Dibawah ini saya akan mencoba menyampaikan ilmu yang telah saya dapat dipengajian tentang hal-hal yang membatalkan puasa ataupun hal-hal yang mengurangi pahala puasa.

Hal-hal yang membatalkan puasa ada dua macam

1. Yang membatalkan puasa dan hanya wajib mengqodho-nya saja, yaitu :

a. Makan, minum dan merokok secara sengaja (dan wajib atas pelakunya bertaubat).

Muntah dengan sengaja, sebagaimana sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam:

مَنْ اسْتَقَاءَ فَعَلَيْهِ القَضَاء

Barangsiapa yang muntah dengan sengaja maka wajib atasnya qodho’.” (Shahih, HR Hakim dan selainnya).

b. Wanita haidh atau nifas, walaupun ia berada pada waktu akhir menjelang terbenamnya matahari.

2. Yang membatalkan puasa dan wajib mengqodho’ serta membayar kafarat, yaitu: Jima’ (bersetubuh) dan tidak ada selainnya menurut mayoritas ulama.

Kafarat-nya yaitu membebaskan budak, apabila tidak ada budak maka berpuasa dua bulan berturut-turut, apabila tidak mampu maka memberi makan enam puluh orang miskin.

Sebagian ulama tidak mensyaratkan harus berurutan di dalam kafarat (maksudnya boleh memilih salah satu diantara tiga)

  
Catatan :

Tidak batal puasa orang yang melakukan sesuatu yang membatalkan puasa karena tidak tahu, lupa atau dipaksa. Demikian pula jika tenggorokannya kemasukan debu, lalat, atau air tanpa disengaja.

Jika wanita nifas telah suci sebelum sempurna empat puluh hari, maka hendaknya ia mandi, shalat dan berpuasa.

Dari di atas adalah hal yang membatalkan puasa, nah kali ini ada beberapa hal yang sering di anggap itu adalah hal yang membatalkan puasa padahal ternyata tidak, Berikut adalah Hal-Hal Yang Tidak Membatalkan Puasa

1. Makan dan minum karena lupa, keliru (maksudnya, mengira sudah waktunya buka ternyata belum) atau terpaksa. Tidak wajib mengqodho’-nya ataupun membayar kafarat, sebagaimana sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam

Barangsiapa yang lupa sedangkan ia berpuasa, lalu ia makan dan minum, maka hendaklah ia menyempurnakan puasanya. Sesungguhnya Allah telah memberinya makan dan minum.” (Muttafaq ’alayhi).

Dan sabda beliau, ”Sesungguhnya Allah mengangkat (beban taklif) dari umatku (dengan sebab) kekeliruan, lupa dan keterpaksaan.” (Shahih, HR Thabrani).

2. Muntah tanpa disengaja, sebagaimana sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam,

Barangsiapa yang mengalami muntah sedangkan ia dalam keadaan puasa maka tidak wajib atasnya mengqodho’.”  (Shahih, HR Hakim).

3. Mencium isteri, baik untuk orang yang telah tua maupun pemuda selama tidak sampai menyebabkan terjadinya jima’.

Dari ’Aisyah Radhiyallahu Anha beliau berkata, ”Rasulullah pernah menciumi (isteri-isteri beliau) sedangkan beliau dalam keadaan berpuasa, beliau juga pernah bermesraan sedangkan beliau dalam keadaan berpuasa. Namun beliau adalah orang yang paling mampu menahan hasratnya,” (muttafaq ’alayhi).

4. Mimpi basah di siang hari walaupun keluar air mani.

5. Keluarnya air mani tanpa sengaja seperti orang yang sedang berkhayal lalu keluar (air mani).

6. Mengakhirkan mandi janabat, haidh atau nifas dari malam hari hingga terbitnya fajar. Namun yang wajib adalah menyegerakannya untuk menunaikan shalat.

7. Berkumur dan istinsyaq (menghirup air ke dalam rongga hidung) secara tidak berlebihan, sebagaimana sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam  kepada Laqith bin Shabrah,

أَسْبِغْ الْوُضُوءَ وَخَلِّلْ بَيْنَ الْأَصَابِعِ وَبَالِغْ فِي الِاسْتِنْشَاقِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ صَائِمًا

Sempurnakan wudhu’ dan sela-selailah jari jemari serta hiruplah air dengan kuat (istinsyaq) kecuali apabila engkau sedang berpuasa.” (Shahih, HR ahlus sunan).

8. Menggunakan siwak kapan saja, dan yang semisal dengan siwak adalah sikat gigi dan pasta gigi, dengan syarat selama tidak masuk ke dalam perut.

9. Mencicipi makanan dengan syarat selama tidak ada sedikitpun yang masuk ke dalam perut.

10. Bercelak dan meneteskan obat mata ke dalam mata atau telinga walaupun ia merasakan rasanya di tenggorokan.

11. Suntikan (injeksi) selain injeksi nutrisi dalam berbagai jenisnya. Karena sesungguhnya, sekiranya injeksi tersebut sampai ke lambung, namun sampainya tidak melalui jalur (pencernaan) yang lazim/biasa.

12. Menelan air ludah yang berlendir (dahak), dan segala (benda) yang tidak mungkin menghindar darinya, seperti debu, tepung atau selainnya (partikel-partikel kecil yang terhirup hingga masuk tenggorokan dan sampai perut, pent.).

13. Menggunakan obat-obatan yang tidak masuk ke dalam pencernaan seperti salep, celak mata, atau obat semprot (inhaler) bagi penderita asma.

14. Gigi putus, atau keluarnya darah dari hidung (mimisan), mulut atau tempat lainnya.

15. Mandi pada siang hari untuk menyejukkan diri dari kehausan, kepanasan atau selainnya.

16. Menggunakan wewangian di siang hari pada bulan Ramadhan, baik dengan dupa, minyak maupun parfum.

17. Apabila fajar telah terbit sedangkan gelas ada di tangannya, maka janganlah ia meletakkan-nya melainkan setelah ia menyelesaikan hajat-nya, sebagaimana sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam,

إِذَا سَمِعَ أَحَدُكُمْ النِّدَاءَ وَالْإِنَاءُ عَلَى يَدِهِ فَلَا يَضَعْهُ حَتَّى يَقْضِيَ حَاجَتَهُ مِنْهُ

Apabila salah seorang dari kalian telah mendengar adzan dikumandangkan sedangkan gelas masih berada di tangannya, maka janganlah ia meletakkannya sampai ia menyelesaikan hajat­-nya tersebut.” (Shahih, HR Abu Dawud).

18. Berbekam, “karena Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam  pernah berbekam sedangkan beliau dalam keadaan berpuasa.” (muttafaq ’alayhi). Adapun hadits yang berbunyi,”Orang yang membekam dan dibekam batal puasanya” (Shahih, HR Ahmad) maka statusnya mansukh (terhapus) dengan hadits sebelumnya dan  dalil-dalil yang lainnya.


Hal yang mengurangi/menghilangkan Pahala Puasa


  • Berkata Bohong (Berdusta) 
  • Membicarakan orang lain atau menggunjing 
  • Memberikan kesaksian palsu saat berpuasa 
  • Membicarakan hal hal yang keji/kotor (Rafats) seperti berbicara seputar sek, termasuk sumpah serapah atau ucapan kotor yang timbul akibat amarah 
  • Laghwu ( uacapan yang tidak beranfaat) 
  • Shakhab (ucapan keras) dalam bertikaian 
  • Bertengkar termasuk bertikai dan beradu mulut 
  • Hasut/dengki melakukan sesuatu hal yang sengaja untuk merugikan orang lain Melihat wanita lalu menimbulkan nafsu birahi 
  • Mencium seseorang berbeda jenis bukan muhrim (tidak termasuk dengan istri) Dan sebaganya
 Sumber - Pehek dll

Wallahu’alam bish shawwab.