Info News Hinaan dan celaan kepada Ulama dan agama Islam semakin
meluas pasca "keberanian" Ahok, sebagai pejabat negara menista Quran,
Islam dan Ulama.
Berkat kesigapan Muslim Cyber Army, yang kedudukannya di
media sosial mulai diperhitungkan, para penista agama tersebut satu demi satu
tumbang dan meminta maaf.
Tak jarang, kerjasama yang baik antara Muslim Cyber Army dan
aparat, didukung pula oleh institusi yang mempekerjakan para pelaku penistaan
tersebut.
Contoh paling aktual adalah yang terjadi pada Wisnu
Krisnanto, warga Cilegon yang berprofesi sebagai Kepala Unit Keperawatan di
Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM), Cilegon.
Di dalam akun Facebooknya, Wisnu menyindir Habib Rizieq
dengan berbagai umpatan. Atas hal itu, sejumlah ormas Islam Kota Cilegon tidak
terima. Mereka langsung mendatangi RKSM dan meminta untuk bermusyawarah.
Hasilnya, ormas Islam meminta agar yang bersangkutan dipecat dan dicabut domisili
KTP-nya.
Ketua Front Pembela Islam (FPI) Pulomerak Ridwan mengaku
terusik dengan status Wisnu di Facebook. Pihaknya bersama sejumlah ormas
seperti Laskar Pembela Islam (LPI) Tamansari, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa
(GNPF) MUI Cilegon, Forum Komunikasi Umat Islam Cilegon, dan Alumni Aksi 212
Kota Cilegon mendatangi RSKM di Kompleks Krakatau Steel. Setibanya di RSKM,
pihaknya langsung difasilitasi untuk musyawarah di masjid dekat RSKM. Hadir
dalam kesempatan itu sekira 200 orang perwakilan ormas. Serta disaksikan
anggota Kodim 0623 dan jajaran Polres Cilegon.
Awalnya, kata Ridwan, pihaknya akan menggelar aksi unjuk
rasa di RSKM. Tetapi, niat itu urung dilakukan lantaran manajemen RSKM membuka
jalan dialog.
“Kita musyawarah secara persuasif dengan pihak manajemen
RSKM dan pihak RSKM sudah mengakomodasi aspirasi kami. Usai musyawarah, kami
langsung meluncur ke Polda Banten,” terangnya, Kamis 18 Mei 2017.
Terkait tuntutan sejumlah ormas Islam tersebut, Humas RSKM
Agus Yedi menyatakan, pihaknya tidak akan melindungi oknum pegawainya yang
telah membuat kegaduhan.
“Ini kan sudah masalah agama dan ulama ya. Jadi, kami tidak
akan melindungi oknum tersebut. Silakan diproses secara hukum,” ujar Agus.
Agus menjelaskan, sikap manajemen sudah jelas bahwa apa yang
sudah dilakukan Wisnu harus dipertanggungjawabkan di muka hukum.
“Ini kan masalah pribadi dan tidak ada kaitannya dengan
RSKM. Jadi, kita akan dukung apa yang menjadi aspirasi umat,” jelas Agus.
Agus menyesalkan kejadian tersebut. Sebab, secara tidak
langsung Wisnu sudah membuat nama RSKM menjadi jelek. Pihaknya pun tidak akan
memberi perlindungan hukum kepada Wisnu.
“Bahkan bila nanti sudah ada penetapan secara hukum maka
oknum tersebut langsung dipecat,” imbuh Agus.
Wisnu yang berprofesi sebagai perawat dengan jabatan Kepala
Unit Perawatan Wijaya Kusuma akhirnya terpaksa diberhentikan dengan tidak
hormat.
Surat penonaktifan yang dilayangkan pihak RSKM Cilegon
kepada yang bersangkutan pun telah dikirimkan.
Berikut surat penonaktifan Wisnu Krisnanto:
Sebetulnya, kata Agus, kasus itu tidak ada kaitannya dengan
profesi ataupun dengan pekerjaan Wisnu sebagai Kepala Unit Keperawatan RSKM.
“Ini sangat jelas soal penistaan agama. Jadi, tolong
sampaikan kepada publik, kasus ini tidak ada kaitan dengan kami. Justru kami
terima dan akomodir aspirasi sejumlah ormas Islam tersebut,” tegasnya.
Di dalam akun muslimcyber juga meneriakkan akan keberanian,
seperti postingan mereka yang berjudul “Mari Berjuang”
MARI BERJUANG
Jangan malu disebut "Raja Copas"
Jangan risau disebut "Pejuang WA"
Tak perlu kecil hati disebut "Aktivis Medsos"
Jangan surut hanya karena cibiran.
Karena ummat Islam butuh kita...
Butuh orang yang mau peduli...
Yang berani menunjukkan sikap meski lewat tulisan...
Yang mau bergemuruh membakar semangat lewat sekecil apa pun
yang kita punya...
Sementara mereka di seberang sana
Hanya bisa mencibir dan mengolok-olok
Sementara mereka di seberang sana, tak berani bersikap dan
hanya sibuk dengan diri sendiri
Sementara yg lain di seberang sana, tak ingin kita berjuang
dan membela agama.
Kawan.... ingatkah dengan apa Indonesia Merdeka?
Dengan tulisan-tulisan tajam Bung Karno dan Bung Hatta...
Dengan selebaran dan pamflet-pamflet yang banyak kita
tebarkan hari ini melalui medsos dan jejaring sosial lainnya...
Dengan pidato-pidato yang membuat para Proklamator meringkuk
di penjara...
Apakah itu efektif...?
Apakah medsos dan WA bisa membuahkan revolusi...?
Apakah pamflet yang kita sebar hanya paparan tanpa makna?
Kalau memang iya, untuk apa UU ITE diubah menjadi lebih
garang?
Kalau memang tidak efektif, mengapa musuh-musuh Islam itu
resah?
Kalau memang tak bermakna, 411 dan 212 mengkonsolidasikannya
dengan apa...?
Ikhwah.....
Kita tahu sebelum perang fisik, kita harus menangkan
opini...
Kita tahu sebagian besar media tidak berpihak kepada kita...
Kita tahu kebenaran selalu diplintir para cukong media
sedemikian rupa...
Inilah cara kita melawan...
Inilah cara kita berjuang...
Inilah cara kita mengimbangi media yang tidak berpihak pada
Islam...
Inilah cara kita menciptakan perubahan...
Pena bisa lebih tajam dari pedang...
Tulisan akan lebih mematikan dari peluru tajam...
Gerakan jari kita di ponsel akan mengubah keadaan...
Karena ALLAH selalu bersama kita...
Karena kita tahu yang kita sebar adalah kebenaran...
Karena kita yakin kita akan menang...
ALLAHU AKBAR.... ALLAHU AKBAR..... ALLAHU AKBAR....
Mari kita lanjutkan perjuangan....!!!
Saya pejuang WA, saya aktivis medsos, saya tukang copas
pesan kebenaran.
#MuslimCyberArmy, ini lah seutas yang di tuliskan di setatus muslim cyber di dalam akun tersebut
portal-fb muslim cyber