Amalan yang menguntungkan

Amalan yang menguntungkan

Silahkan anda simak tips dan cara untuk melakukan sebuah kebaikan sehingga akan menguntungkan kita sendiri dan juga baik untuk orang lain. 

Allah SWT berfirman, Dalam Al-Quran QS Fathir [35]: 29 "Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Alquran) dan melaksanakan shalat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi."

Amalan yang menguntungkan


Dalam ayat di atas, Allah SWT menjelaskan bahwa ada tiga aktivitas yang akan membuat seseorang tidak akan merugi. Pertama, membaca Alquran. Membaca Alquran memiliki keutamaan yang sangat besar. Rasulullah SAW dalam sabdanya menjelaskan bahwa ketika seseorang membaca satu huruf dalam Alquran, maka baginya satu kebajikan. Dan satu kebajikan tersebut akan dibalas Allah SWT dengan ganjaran 10 kali lipat.

Maka, ketika seseorang mengawali membaca Alquran dengan mengucapkan taawuz dan basmalah sudah lebih kurang 430 pahala yang didapatkan. Belum lagi kalau dilanjutkan dengan membaca surah al-Fatihah, surah al-Baqarah, atau surah yang lainnya, betapa banyak pahala yang akan didapatkan.

Rasulullah juga menjelaskan bahwa Alquran akan memberikan syafaat bagi orang yang suka membacanya. "Bacalah Alquran! Karena sesungguhnya Alquran itu akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi pembacanya." (HR Muslim).

Alquran adalah petunjuk bagi manusia (QS [2]: 185) dan lebih khusus lagi petunjuk bagi orang yang bertakwa (QS [2]: 2). Karena itu, sudah selayaknya bagi seorang Muslim untuk memberikan perhatian kepada Alquran. Jangan sampai termasuk orang yang mengabaikan Alquran sebagaimana yang pernah diadukan Rasulullah, "... Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Alquran ini diabaikan." (QS [25]:30).

Kedua, mendirikan shalat. Shalat adalah tiang agama Islam. Siapa yang mendirikan shalat berarti dia telah menegakkan agama, dan siapa yang meninggalkan shalat dia telah merobohkan agama. Begitu besar keutamaan shalat sampai-sampai ia menjadi tolok ukur amal seseorang. Rasulullah SAW bersabda, "Amalan yang paling mula dihisab dari seorang hamba di hari kiamat adalah shalat. Jika baik shalatnya maka baiklah seluruh amalnya, dan jika shalatnya buruk, maka buruklah semua amalnya." (HR Thabrani).

Allah memerintahkan hamba-Nya untuk selalu menjaga shalat (QS [2]: 238) karena shalat merupakan ciri orang bertakwa (QS [2]: 3). Betapa rugi dan menyesalnya orang-orang yang suka meninggalkan shalat. Kelak, mereka dimasukkan ke dalam Neraka Saqar (QS [74]: 42-43).

Ketiga, mengeluarkan infak di jalan Allah. Betapa agung dan mulianya masalah infak dalam ajaran Islam. Allah SWT menyatakan, "Kamu tidak akan memperoleh kebajikan sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai ...." (QS [3]: 92). Infak di jalan Allah merupakan perkara yang sangat berat. Oleh karena itu, perintah untuk berinfak hanya ditujukan kepada orang-orang yang beriman saja. Bahkan, dalam Alquran, mengeluarkan infak merupakan bagian tak terpisahkan dari ketakwaan seseorang.

Alquran mengingatkan, hendaknya dibiasakan berinfak ketika memiliki banyak kesempatan. Ketika jiwa masih bersatu dengan raga. Karena akan menjadi penyesalan manakala kematian datang sementara infak belum pernah dilakukan (QS [63]: 10). Semoga ketiga hal tersebut menjadi kegiatan rutin harian kita, terlebih di bulan Ramadhan yang beberapa hari lagi akan tiba.


Amalan-amalan yang Ringan Tapi Menguntungkan

Berikut ini beberapa amal shalih yang banyak diremehkan manusia, namun memiliki ganjaran yang begitu besar:

1. Menyempurnakan wudhu

Kebanyakan orang berwudhu sebatas rutinitas belaka. Sekedar membasuh sana sini dan selesai. Begitu seterusnya. Bahkan kadang tanpa memperhatikan sejauh mana air sudah mengenai anggota badannya, dilakukan dengan terburu-buru dan tanpa memperhatikan kesempurnaannya.

Namun demikian, kesempurnaan wudhu tidak selalu identik dengan "menghabiskan" banyak air sebab Rasulullah mencontohkan untuk "sederhana" dalam menggunakan air ketika berwudhu. Kesempurnaan wudhu terlaksana ketika seseorang memperhatikan rukun-rukun dan sunnah-sunnahnya. Menyempurnakan basuhan dan air yang membasahi sesuai dengan batasan-batasan yang telah ditentukan. Mulai dari mencuci tangan, kumur-kumur, memasukkan air ke hidung hingga seluruh rukun dan sunnah wudhu dikerjakan dengan sempurna. Tanpa terburu-buru, dan menghayati setiap tahapannya. Karena tujuan utama berwudhu, bukan sebatas membasuh saja akan tetapi bagaimana kita diajari untuk selalu bersih dan suci.

Dalam sebuah hadits yang shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Barang siapa yang berwudhu dengan sempurna, kemudian selesai berwudhu dia membaca: asyhadu allaa ilaha illallah wa anna muhammaddan abdullahi wa rasuuluh maka akan dibukakan untuknya pintu surga yang jumlahnya delapan, dan dia boleh masuk dari pintu mana saja yang dia sukai." (H.R. Muslim)

2. Shalat sunnah fajar

Dari Aisyah ra, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: "Dua rakaat fajar lebih baik daripada dunia dan seisinya." (Diriwayatkan Muslim dan At-Tirmidzy). Yang dimaksud shalat fajar disini adalah shalat sunat sebelum subuh. Aisyah meriwayatkan, bahwa beliau pernah bersabda tentang kedudukan dua rakaat pada saat terbit fajar: "Sesungguhnya dua rakaat ini lebih kucintai daripada dunia seisinya."

3. Menghadiri shalat Jum’at di awal waktu

Menghadiri Shalat Jum'at di Awal Waktu. Diantara hal yang sangat dianjurkan untuk dilakukan pada hari Jum'at adalah bersegera ke mesjid lebih awal. Dengan berangkat lebih awal, kita bisa menunaikan shalat sunnah, membaca Al-Qur'an, membaca shalawat, dan berdzikir. Tidak hanya itu, bahkan setiap langkah kaki kita akan dicatat setara dengan shalat dan puasa selama setahun.

Dalam sebuah riwayat disebutkan, dari Aus bin Aus Ats-Tsaqafi, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang membasuh (kepalanya) dan mencuci (seluruh tubuhnya) di hari Jum'at (mandi besar), lalu berangkat ke mesjid pagi-pagi, dan dia mendapatkan khutbah dari awal, dia berjalan dan tidak naik kendaraan, dia mendekat ke khatib, konsentrasi mendengarkan khutbah dan tidak berbicara maka setiap langkahnya (dinilai) sebagaimana pahala puasa dan shalat malam selama setahun." (H.R. Abu Dawud, At Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Untuk itu, sudah selayaknya seorang muslim menghindari kebiasaan buruk, baru memasuki mesjid setelah adzan Jum'at berkumandang dan khatib naik ke mimbar. Dapat dipastikan jika kita seperti itu maka kita termasuk orang yang merugi, dan tidak mendapatkan keutamaan Jum'at.

4. Membaca Subhaanallaahi wa bihamdihi subhaanallaahil ‘adzim

Dari Abu Hurairah ra, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Ada dua kalimat yang dicintai Allah, ringan di lisan, dan berat ditimbangan: (yaitu bacaan) subhabnallaahi wa bihamdihi subhaanllahil 'adzim [Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya, Maha Suci Allah yang Maha Agung]" (H.R. Al Bukhari)

Dua kalimat dzikir di atas mengandung maqam raja' (pengharapan) dan khauf (takut). Raja' terdapat sifat pujian yang berupa sanjungan baik atas apa yang Dia perbuat dan sifat-sifat kesempurnaan dan kemuliaan yang disandang-Nya. Sedangkan khauf diperoleh dari makna keagungan, kebesaran, keperkasaan, kekuasaan.

Syaikh Abdullah bin Abdurrahman al-Bassam dalam Taudhih al-Ahkam menjelaskan tentang fadhilahnya, "Maka barangsiapa yang menyucikan Allah (bertasbih) dan memuji-Nya (tahmid) sebanyak 100 kali pada pagi dan petang hari, niscaya mereka akan memperoleh pahala yang sangat besar; berupa diampuninya seluruh dosa dan kesalahannya meskipun jumlahnya amat banyak seperti buih di lautan, Imam an-Nawawi berkata: "Apabila seseorang tidak memiliki dosa-dosa kecil, maka diharapkan dzikir tersebut dapat meringankan dosa-dosa besar yang telah ia lakukan".

5. Berdzikir di Masjid Seusai shubuh hingga terbit matahari

Amalan lainnya yang disunnahkan adalah berdzikir seusai shalat Shubuh hingga terbit matahari. Oleh karena itulah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat membenci orang-orang yang mempergunakan waktu tersebut untuk tidur dan perbuatan sia-sia lainnya.

Imam Ibnu Qayyim mengatakan dalam kitabnya orang yang tidur di pagi hari akan menghalanginya dari mendapatkan rizki. Karena waktu shubuh adalah waktu di mana makhluk mencari rizkinya, dan pada waktu tersebut Allah membagi rizki para makhluk. Bahkan dalam sebuah riwayat disebutkan, dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : "Barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah, kemudian tetap duduk di mesjid sampai terbit matahari, kemudian shalat dua rakaat maka dia mendapatkan pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna." (H.R. At-Tirmidzi).

Inilah beberapa amalan shalih yang ringan namun sering kita abaikan. Padahal, tidak dibutuhkan waktu yang lama untuk mengerjakannya. Dibandingkan waktu kita dalam sehari semalam, banyak yang dipergunakan untuk urusan duniawi semata. Padahal dunia adalah kehidupan yang fana. Tidak selamanya kita hidup di dunia. Sementara, kehidupan akhirat yang kekal abadi selamanya. Sudah cukupkah bekal kita? Karena sebaik-baik bekal di sisi Allah adalah ketaqwaan kita kepada-Nya. Bukan harta yang melimpah, mobil yang mewah, atau istri yang cantik yang membuat semua orang terperangah. Wallahu a'lam bishawab.


Sumber: Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, Edisi No.37 Thn.XLI, 17 Dzulqa'idah 1435 H